Saturday, November 24, 2012

Ketika Gaza Menangis Lagi

Apa rasanya meliput berita tentang Gaza? Sayangnya saya belum sempat mengalaminya. Tapi yang pasti, akan ada rasa sedih bercampur amarah, kecewa bercampur gundah,  pasrah tapi juga penuh harap. Ya Allah, lindungilah selalu saudara kami di Gaza. Amin ya robbal alamin.

Israel Serang Palestina Selamatkan Gaza

TEMPO.CO, Jakarta-–Memasuki hari ketujuh, Israel menyerang Palestina tak juga menunjukkan tanda bakal usai. Korban nyawa dari warga sipil pun terus berjatuhan. Seperti petani yang sedang menuju pasar, penjual air bersih, dan seorng ibu serta anaknya.

Menurut situs berita Israel, Haaretz, mereka adalah 34 korban tewas di dua hari serangan Israel. Dan dari angka itu, hanya enam orang yang dipastikan sebagai anggota Hamas. Selain mereka, serbuan senjata juga menewaskan 12 anggota keluarga Daloo dan Manzar. Dengan begitu, terhapus lah tiga generasi keluarga Daloo serta Manzar dari kawasan Gaza.

"Total korban dalam serangan brutal ini mencapai 100 orang,” tulis Haaretz, Selasa, 20 November 2102. "Sebanyak 58 merupakan penduduk sipil dan 18 anak-anak."

Data korban yang terpublis itu berasal dari Lembaga Hak Asasi Manusia Palestina, Lembaga Hak Asasi Manusia Al Mezan dan layanan kesehatan di Gaza. Mereka juga menghitung jumlah korban luka: 700 orang, termasuk 215 anak-anak.

Ssejumlah warga Gaza mengatakan bila militer Israel kerap memberi peringatan sebelum menyerang. Seperti pada Senin, 19 November 2012. Kala itu, Angkatan Udara Israel menyatakan bakal menerjunkan roket-rokt kecil di kawasan Jabalya pada puku 01.00.  "Tapi ada kalanya peringatan itu tak terjadi," tulis Haaretz.

Serangan di Jalur Gaza ini mendapat dukungan besar dari masyarakat Israel. Hal itu diketahui pada survei dari responden warga Arab dan Yahudi di Israel, Ahad, 18 November 2012. Hasilnya, 90 persen warga Yahudi di Negeri Zionis mendukung serangan militer ke Palestina.

Sabtu lalu, militer Israel tak hanya menyerang rumah penduduk, tapi juga gedung media di kota Gaza. Misil Israel merusakkan tiga stasiun televisi yang berkantor di gedung tersebut yaitu Al Aqsa TV, Hamas TV, dan Al Quds TV.

Asosiasi Press di Gaza menyatakan enam jurnalis Palestina terluka, termasuk seorang korban yang kehilangan kakinya. Serangan terhadap press tersebut memancing kecaman dunia, khususnya dari Reporter Without Border, organisasi nirlaba yang mendukung kebebasan mengakses informasi.

"Meski gedung tersebut terhubung dengan Hamas, ini tidak bisa melegitimasi serangan," ujar Deloire. "Serangan melawan masyarakat sipil secara hukum adalah kejahatan perang."

Pihak militer Israel mengatakan serangan itu untuk menghancurkan alat komunikasi milik Hamas di atap gedung. Dan Hamas dituduh sengaja menggunakan jurnalis sebagai tameng hidup mereka. Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Avital Leibovic meminta jurnalis menjauhi dari basis dan fasilitas milik Hamas.

Melihat perang yang tak kunjung usai, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menyerukan gencatan senjata. Bahkan dia menawarkan bantuan untuk memuluskan proses itu. Menurutnya, perng bukanlah pilihan. "Perang tak pernah jadi pilihan,” kata Fabius."“Dua kata kunci adalah mendesak dan gencatan senjata."

Namun gagasan itu ditolak Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman. Menurutnya, Israel tidak bakal melakukan gencatan senjata selama kelompok Hamas di Jalur Gaza tetap menyerang dengan roket dari kantung-kantung mereka di Palestina. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengatakan mereka siap meluaskan serangan.

Untuk mendukung pernyataan dua petinggi itu, angkatan bersenjata Israel atau IDF pun menyiapkan serangan bawah tanah serta ribuan tentara cadangan. Saban hari, IDF membuat lusinan target untuk diserang di malam hari. Termasuk rumah Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh dan kantor polisi.

Hingga Sabtu, 17 November 2012, IDF meluncurkan 950 serangan ke Gaza. Sekitar 300 serangan di antaranya terjadi pada Sabtu. Sedangkan dari Palestina, ada 760 roket yang meluncur. 29 di antaranya meledak di kawasan penduduk.

PELBAGAI SUMBER | MUNAWWAROH | DIANING SARI | CORNILA DESYANA

***

Israel Serbu Gaza Tiap Kali Obama Terpilih

TEMPO.CO , Jakarta:Kali pertama Barack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika adalah Desember 2008 lalu. Bersamaan dengan persiapan pelantikan itu, tentara Israel sibuk dengan invasinya ke Palestina. Mereka menyerbu Jalur Gaza dari wilayah darat.

"Akibatnya, tidak kurang dari 14 ribu warga Palestina tewas," tulis situs berita The National, Selasa, 20 November 2012.

Kini empat tahun telah berlalu sejak serangan berdarah itu. Di Amerika, Obama memenangkan pemilihan umum lagi. Dan di Timur Tengah, Israel kembali berseteru dengan Palestina. Dampaknya, lebih dari 100 orang tewas dalam serangan itu. "Semua ini seperti de javu, sesuatu yang pernah terjadi dan terulang lagi," tulis The National.

Menurut Direktur program Keamanan Regional Pusat Kepentingan Nasional, Geofrrey Kemp, pemerintah Amerika bakal bekerja sama dengan Mesir dan Israel. Tujuannya guna mencegah kekerasan serta konflik meluas.

Seorang peneliti Timur tengah di Dewan Hubungan Luar negeri, Steven A Cook, mengatakan, masyarakat Israel kini tak berada dalam suasana ingin bernegosiasi. Bahkan mereka terlihat tak ingin menarik pasukannya dari Gaza.

"Melihat itu, siapa pun tahu kalau proses perdamaian tak akan menjadi prioritas Presiden Obama," ujar Cook.

Serangan senjata tentara Israel selama enam hari terakhir telah menghancurkan 25 masjid di Kota Gaza. Menurut Menteri Agama, Ismail Radwan, agresi Israel tidak cuma menyasar warga sipil, seperti yang dialami keluarga Salah, al-Dalou, dan Azzam.

"Mereka juga menargetkan masjid, kuburan, serta rumah ibadah," kata Radwan dalam konferensi pers di depan Masjid Al-Abbas, seperti yang dikutip situs berita Maan News.

Hingga kini, perang Israel versus Palestina tak juga menunjukkan tanda bakal usai. Malah perseteruan semakin sengit. Korban nyawa dari warga sipil terus berjatuhan, seperti petani yang sedang menuju pasar, penjual air bersih, dan seorang ibu serta anaknya.

Menurut situs berita Israel, Haaretz, mereka adalah 34 korban tewas di dua hari serangan Israel. Dan dari angka itu, hanya enam orang yang dipastikan sebagai anggota Hamas. Selain mereka, serbuan senjata juga menewaskan 12 anggota keluarga Daloo dan Manzar. Dengan begitu, terhapus lah tiga generasi keluarga Daloo serta Manzar dari kawasan Gaza.

“Total korban dalam serangan brutal ini mencapai 100 orang,” tulis Haaretz, Selasa, 20 November 2102. “Sebanyak 58 merupakan penduduk sipil dan 18 anak-anak.”

Data korban yang terpublis itu berasal dari Lembaga Hak Asasi Manusia Palestina, Lembaga Hak Asasi Manusia Al Mezan dan layanan kesehatan di Gaza. Mereka juga menghitung jumlah korban luka: 700 orang, termasuk 215 anak-anak.

PELBAGAI SUMBER | CORNILA DESYANA

***

Israel Serang Gaza Rusia Kesal PBB Diam Saja

TEMPO.CO, Jakarta - Duta besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Vitaly Churkin, menunjukkan rasa frustrasinya tentang organisasi politik terbesar dunia itu. "Bagi saya, PBB tampak seperti filibuster," ujar Churkin pada Senin, 19 November 2012. Filibuster adalah taktik politikus untuk menunda keputusan dengan berlama-lama membahas sebuah aksi.

Dia mengatakan, semua orang pasti menduga Amerika Serikat adalah seorang connoisseur atau sosok yang menikmati situasi ini dari kondisi politik di Dewan Keamanan PBB. "Satu anggota Dewan Keamanan, yang kalian tentu bisa tebak siapa, terlihat cukup transparan bahwa mereka tidak mempersiapkan setiap keputusan yang akan dibuat Dewan Keamanan. Apalagi mendukung upaya yang tengah dibuat Mesir," ujar dia.

Saat ini di Mesir tengah berlangsung pertemuan Liga Arab dengan topik utama adalah krisis di Gaza. Churkin berharap Amerika tidak menganggu upaya 15 negara anggota Liga Arab untuk membangun perdamaian antara Israel dan Palestina.

Khusus untuk Dewan Keamanan, resolusi mereka hanya berhasil jika sembilan negara anggota ikut memilih dan tak ada veto dari lima anggota permanen yaitu Rusia, Cina, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis. Beberapa analis mengatakan bahwa suara dari Rusia pasti akan mendapatkan perlawanan ketat, khususnya dari Amerika Serikat.

Kesepakatan dari Dewan Keamanan PBB harusnya dikeluarkan Selasa, 20 November 2012. Jika tak ada titik temu, Churkin mengatakan akan membuat sebuah resolusi, gerakan yang lebih kuat ketimbang pernyataan. Resolusi tersebut mengharuskan penghentian kekerasan dan dukungan terhadap upaya damai di wilayah ini.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice, mengatakan, mereka hanya akan mendukung resolusi Dewan Kemanan kalau ada pernyataan bahwa tujuannya adalah mendukung kondisi penghentian kekerasan. "Kami rasa sangat penting bagi Dewan ini untuk membuat aksi atau non-aksi yang mendukung kemajuan dari kesepakatan penghentian kekerasan, dan tidak melakukan apa-apa yang bisa merusak kemajuan status itu," ujar Rice.

Dewan Keamanan telah menggelar pembicaraan tertutup soal konflik yang sudah berlangsung hampir sepekan. Tetapi, para diplomat berkata titik vokalnya, yaitu tentang misil Hamas ke Israel, tidak disebut. Padahal, Israel mengatakan bahwa serangan Hamas itu yang mendorong perang di Gaza.

MONTREALGAZZETTE | DAWN | DIANING SARI

***

Rudal Israel Berganti Kembang Api di Langit Gaza

TEMPO.CO, Gaza - Ada yang berbeda dengan langit Gaza, Rabu malam, 21 November 2012. Dentuman rudal yang mendarat keras dan menghancurkan bangunan rumah dan gedung-gedung tak lagi terdengar. Berganti kembang api, suara tembakan, tapi riuh dengan suara kegembiraan.

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas baru saja dicapai. Warga Gaza pun tumpah di jalanan. Mereka menggelar konvoi dengan mobil, motor, dan berjalan kaki sambil mengibarkan bendera Palestina.

Dari pengeras suara di Masjid Gaza terdengar suara keras. "Allahu akbar, Allahu akbar. Wahai warga Gaza, kalian semua menang," suara keras meraung dari pengeras suara di Gaza ketika gencatan senjata diberlakukan. "Anda sudah mematahkan arogansi orang-orang Yahudi."

Suksesnya gencatan senjata ini tak lepas dari peran pemerintah Mesir.

Bahkan, pengumuman peristiwa penting itu disampaikan pula oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr, yang didampingi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton. Secara resmi, gencatan senjata disepakati berlaku mulai pukul 19.00 GMT atau 02.00 WIB.

Mohamed Kamel Amr mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menengahi konflik yang terjadi selama delapan hari itu.

Menurut ketentuan gencatan senjata, Israel akan menghentikan semua agresi terhadap Jalur Gaza dari darat, laut dan udara, termasuk lintas batas serangan dan pembunuhan yang ditargetkan.

Faksi Palestina juga akan menghentikan semua serangan roket dan serangan dari Gaza terhadap Israel, termasuk di sepanjang perbatasan.

Dua puluh empat jam setelah gencatan senjata mulai berlaku, Israel juga akan berkomitmen untuk membuka semua penyeberangan perbatasan dan mengurangi pembatasan pada pergerakan orang dan barang yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut.

ALJAZEERA | REUTERS | MUNAWWAROH

***

 Israel Mundur Hamas Klaim Kemenangan

TEMPO.CO, Jakarta - Israel mulai menarik pasukannya dari jalur Gaza. Tank-tank dan kendaraan berat lapis baja juga ditarik mundur ke pangkalan terdekat. Sementara itu, di pihak lain, Hamas mengklaim mundurnya pasukan Israel ini sebagai kemenangan mereka.

"Dari dalam kandang singa ini, kami nyatakan kemenangan," ujar juru bicara salah satu brigade Hamas, Abu Ubaida, kepada Telegraph, Jumat, 23 November 2012.

Mereka mengklaim kemenangan diraih akibat serangan bertubi-tubi yang telah disusun sejak akhir Oktober lalu. Ia menyatakan 700 roket telah diluncurkan ke wilayah Israel. Hal ini dibantah kubu lawan yang menyatakan 84 persen roket Hamas meledak di udara karena terpental sistem pertahanan anti-misil milik Israel, Iron Dome.

Dari ratusan roket yang diluncurkan Hamas ke Tel Aviv dan Yerusalem, Israel mengklaim hanya dua ledakan yang dianggap mematikan. Hal itu segera dibalas lewat sebuah serangan yang diklaim menewaskan 30 tentara senior Hamas, dan sejumlah peralatan tempur lawan, seperti pelontar roket.

Setelah delapan hari berperang, kedua pihak sepakat memberlakukan gencatan senjata untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Inisiasi perdamaian ini digagas oleh Presiden Mesir Mohammed Mursi.

Gencatan damai ini diteken hanya beberapa jam setelah ada bom meledak dalam sebuah bus di Tel Aviv, Kamis malam waktu setempat. Kejadian yang melukai tiga orang itu mencoreng muka pemerintah Israel yang terus-menerus dituding oposisi tak mampu menjaga keselamatan warganya.

"Kami tak akan kembali ke Gaza, dan Hamas pun jangan lakukan apa yang telah mereka lakukan seminggu terakhir," ujar Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak.

Selama delapan hari berperang, telah jatuh 166 korban tewas dari kedua belah pihak. 160 warga Palestina tewas, sementara enam lainnya berasal dari kubu Israel.

REUTERS | ANDI PERDANA

No comments:

Post a Comment