Tuesday, July 9, 2013

Resep Simpel Okonomiyaki Ala Elliza

Tanggal 5 Juli kemarin adalah hari yang aku tunggu-tunggu, karena ada Gelar Jepang UI di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Seneng banget karena banyak hal yang menarik di sana. Misalnya jajanan pinggir jalan ala Jepang, kios komik, merchandise, kaos-kaos lucu, stand kaligrafi huruf Kanji (yang penulisnya asli orang Jepang), dan sebagainya. Oiya, di jam-jam tertentu juga ada lomba karaoke dan fashion show yang bisa ditonton di auditoriumnya. Di hari terakhir juga ada parade cosplay yang aneh-aneh, yang kadang... err sexy -_-

Nah, karena aku tukang jajan, jelas tujuan utama adalah untuk: Makan! Secara membabi buta, dan karena ada yang jajanin (suami) setelah registrasi kami langsung menuju stand makanan. Ternyata tiap tahun stand makanannya bertambah. Tahun ini Yang aku coba itu takoyaki, yaki udon, sosis panggang, dan onigiri. Minumnya nyobain es Tiramisu, jus lemon, dan matcha ice cream alias es krim green tea yang sukses bikin bibir jadi ijo! Banyak zat pewarnanya ternyata.





Yaki Udon dan sosis pangang

Karena keterbatasan waktu dan keengganan pemodal hehe, banyak yang engga sempet dicoba seperti okonomiyaki, macam-macam gorengan, es serut, dorayaki, dsb. Nah! Karena aku kreatif alias hemat, besokannya aku nekat mau bikin okonomiyaki sendiri!

Sebenernya aku udah lama punya video tutorial masaknya tapi ga sempet bikin karena beberapa bahannya susah ditemuin. Setelah nemuin bubuk Dashi (kaldu ikan sebagai bumbu dasar aneka masakan Jepang) kali ini jadi lebih berani masak okonomiyaki dengan bahan yang lebih sederhana. Kira-kira begini caranya:

Siapkan bahan-bahan utamanya:
1. Tepung terigu 100 gram
2. Dashi yang dilarutkan dengan air 140 cc
3. Tepung maizena 1 sendok makan
4. Garam secukupnya.
5. Baking powder 1/4 sendok makan

Aduk rata semua bahan, sisihkan.

Siapkan isiannya:
1. Empat lembar daun kol, buang batangnya, potong dadu kecil.
2. Empat batang daun bawang besar, cincang halus.
3. Dua sendok makan ebi kering, rebus sampai menjadi tawar.
4. Sepuluh udang ukuran sedang, rebus dan kupas kulitnya, cincang kasar.
5. Dua butir telur.

Masukan bahan isian ke dalam adonan tepung, aduk asal, jangan terlalu merata.



Kiri: Bahan isian di atas adonan, Kanan: Saus okonomiyaki handmade



Panaskan mentega dalam wajan, tuang adonan dan masak seperti omelet.
Tunggu hingga bagian bawah adonan matang kecoklatan, balik.




Siapkan saus dan toppingnya:
1. Buat saus okonomiyaki: 2 sendok makan saus tomat, 2 sendok makan kecap inggris, 1 sendok makan kecap manis, gula secukupnya. Aduk rata
2. Tiga batang daun bawang ukuran kecil, cincang untuk taburan.
3. Mayones sesuai selera
4. Bubuk nori (opsional)
5. Katsuoboshi (opsional)


Setelah adonan matang, olesi dengan saus okonomiyaki, taburi daun bawang, beri mayones secukupnya, taburi dengan nori bubuk dan katsuoboshi. Voila! Okonomiyaki simpel ala chef Elliza.

Tanpa nori bubuk dan katsuoboshi


Tips: Tambahkan isian sesuai selera. Yang paling umum misalnya tako alias gurita, cumi, Atau daging sapi.

Sunday, July 7, 2013

Jerawat Aku Cinta Kamu!

Dear diary, long time no see.

It's been 5 month already. Si kecil lagi aktif-aktifnya bergerak, kadang sampe gak bisa tidur :)) But I enjoy that moment very much. Kehamilan pertama ini bisa dibilang cukup heboh. Mual, muntah, dan pusing yang sangat hebat sampai 3 bulan pertama. Berat badan mulai dari awal lagi, 55 kg, dan tiap bulan cuma naik 0,5 sampai 1 kg. Gak bisa ngapa-ngapain, pinginnya tidur terus. Gak kuat cium bau dapur kalo ada piring kotor, dan kamar mandi kalo abis pipis. Tiap muntah pasti nangis karena gak kuat cium baunya. Serba salah, menyedihkan, dan bikin suami sebel. Gimana gak sebel, selama 3 bulan istrinya ga kuat beres-beres rumah, cuci piring, atau masak.

Sampai akhirnya, setelah kejadian-tepar-seminggu-yang-mengkhawatirkan, aku dateng ke dokter minta obat anti mual, namanya... lupa (maaf :p). Obatnya kecil banget, sangat mudah diminum, jadi ga nambah drama mual lagi tapi... mahal. Harganya bahkan lebih mahal daripada pil penguat janin, sekitar 600ribu untuk setengah bulan, dan harus diminum 15 menit sebelum makan. Akhirnya, minum itu tiap abis makan jadi lebih tenang, gak harus tegang wanti-wanti mual atau ga. Akhirnya, lama kelamaan ngurangin konsumsi obat itu, sampai akhirnya bisa lepas sama sekali! Bahagia banget, welcome my babymoon!

Setelah 5 bulan, dengan kondisi bebas makan dan napsu makan membesar, beratku naik 2,5kg pada bulan keempat, dan sekarang naik lagi 2,5 kg pada bulan kelima. Jadi total udah naik 8 kg dalam waktu 5 bulan. Dokter bilang sih kebanyakan, cuma aku merasa badanku masih keliatan curvy, karena hamilnya mancung kedepan, jadi pinggulnya masih kelihatan. Terus ukuran lengan tetep sama, cuma kaki aja yang gedean sedikit, sama pipi. Dan janinnya udah seberat 313 gram, alhamdulilah.

Nah gimana dengan jerawat? Sebelum hamil kan aku udah concern banget, karena teratur perawatan kok malah timbul beruntusan. Setelah ketahuan hamil, jadi lega, karena itu ternyata efek hormon, dan si beruntusan yang sebelumnya jadi jerawat batu, jadi subur semua dan sekarang tinggal bekas-bekasnya aja. Muka sih gak sekinclong dulu, jelas. Tapi aku seneng banget, gak make Erha tapi kulitku malah jadi keliatan segar dan gak merah. Dulu selalu kesel, udah capek-capek keluar uang, tapi muka berasa panas terus, merah kesannya jadi tambah item, dan berasa gak pede kalo gak make krim-krimnya pas keluar rumah. Sekarang bebas lepas! Begini kira-kira ritual perawatan wajah aman buat bumil ala elliza:

1. Cuci muka dengan 3 langkah: Milk Cleanser Viva Green Tea (Rp 4.500) - Sabun Batangan Sebamed (Rp 78.000) - Toner Viva Green Tea (Rp. 4.500). Berdasarkan riset alias googling, semuanya aman. Tonernya juga enak untuk kulit sensitif, rasanya kayak make air.

2. Pakai pelembab Hadalabo lotion (Rp. 24.000) yang bebas chemical. Ini karena masih sisa setengah botol aja, dan selama ini cocok. Tapi tertarik juga sama Sebamed moisturizer (Rp 150.000) atau Cetaphil (mahal, glek!). Katanya bagus, mungkin abis ini mau beli itu aja.

3. Tiap keluar rumah, setelah pake pelembab selalu pake krim anti UV Wardah SPF 30 (Rp 24.000). Awalnya aku males make krim anti UV, karena mitosnya, make krim itu bikin kulit justru tambah item. Tapi ternyata engga. Enak banget rasanya, dan kulit tetep cerah.

4. Habis itu pake bedak padat Etude, yang coveringnya bagus (dapet gratisan)
 
Harapannya, mudah-mudahan si bekas jerawat ini gak perlu pake perawatan dokter lagi, karena kalo udah sekali pake jadi harus pake terus. Karena ngerasa nyaman dengan perawatan dari drug store, kalo udah lahiran aku kepingin coba pake Olay whitening, Murad buat jerawat, atau high end cosmetic kayak SKII untuk serum wajah and so on.

Wassalam!


Thursday, February 28, 2013

Si Garis Dua Akhirnya Datang Juga!


Assalamu'alaykum,

Jam 5 subuh tadi kaget banget! Ok, sebenernya ini udah diperkirakan sejak dua minggu yang lalu, tapi karena udah terlalu sering testpack dan gak hamil, tes kali ini aku tunda-tunda terus. Pertama aku mau ucap Alhamdulilah, Alhamdulilah, Allahu Akbar, hehehehe. Senangnya dikasih keturunan di saat yang tepat ^^ Amin ya robbal alamin....

Dua minggu yang lalu, dadaku sakit. Tapi yang sakit itu putingnya, perih banget. Terus rasanya tuh membesar, makin hitam, cuma kok lembut. Beda sama besar kalau lagi 'besar', you know what I mean hehehe. Biasanya, kalo menjelang mens, dadaku juga sakit cuma biasanya sakitnya merata. Nah, kali ini cuma di bagian puting aja.

Terus napsu makanku bertambah. 2 minggu yang lalu itu aku sama suamiku makan Bamboo Dimsum all you can eat di Margonda. Perutku jadi enduuuuutt banget. Cuma kok ampe sekarang gendutnya gak kempes2 :'( Padahal biasanya itu tanda belum pup aja. Pupku padahal lancar, tapi perutku malah makin keras. Kemarin bahkan aku sempet beli korset buat kondangan. Buang gasnya juga ampe gede banget gitu. Berkali-kali aku ngentutin kaki suamiku hehehe, soalnya punya kebiasaan setiap dia pulang kerja aku duduk di atas badannya terus aku peluk. Seneng bau badannya soalnya hehehe.

2 minggu yang lalu itu, aku minta suamiku beli testpack yang 2500-an. Biasanya sekali beli 4 pcs. Setelah test dua kali ternyata negatif. 2 hari yang lalu aku baca di forum kehamilan, katanya kalo mensnya gak teratur, HCGnya rendah jadi harus beli TP yang sensitif banget. Maka dari itu kemaren aku beli Sensitif yang stick, mahal banget 32ribu, hiks.

But its worth! heheheh, aku gak yakin sih HCGku keluar karena TP yang mahal itu, mungkin karena udah waktunya, jadi si garis dua beneran keluar. Pas tadi pagi ngeliat si garis itu, aku cuma bisa bilang, "Sayaaang, ini apaan??" hahahaha, Suamiku juga kelihatan seneng banget. Cuma sayangnya karena dia ga bisa bolos hari ini, terpaksa aku ke dokter kandungan langganan sendirian. Iya aku punya dokter langganan, karena kemarin sempet sekali ke sana, mau mulai program hamil. Disuruh empat macam tes, cuma 2 tes berikutnya harus nunggu aku mens dulu. Alhamdulilah, belum keluar uang untuk tes berikutnya, testpackku udah positif. Doakan aku beneran hamil, dan anakku sehat yaaa. Thanks for reading ^^

Cheers,
Wassalamu'alaykum

Saturday, February 23, 2013

Lace and Floral

I really love all things which sweet and romantic. I love cake, ice cream, and foods that can fix my bad mood. Similarly, in clothes, I transformed sweet and romantic thing into floral pattern, nude colors, and lace style. Yeah, I think lace is very pretty and feminine. Make anyone feel beautiful wearing it.

Have you seen the fashion style of Catherine Duchess of Cambridge aka Kate Middleton, Prince William's wife? Shee often uses lace material for her formal dresses. She looked so elegant. I love her :)

Therefore, I try to design my own lace dress. Just lace and gold buttons. No other accessories. From getting too monotonous, I give the pink accents in the fabric of my floral scarf. How do I look? :D



Feels like a barbie :D
Dress: My Own Design
Material of Dress: Tanah Abang
Scarf: Zaza's Scarf Romantic Series
Clutch: Centro
Bangles: All The Little Things She Need

Friday, February 22, 2013

My Dina Tokio Style


Who does not know Dina Tokio? I'm sure almost girl likes her style. She can mix and match covered clothing with her edgy and modest style. She's smart to modify her own hollywood celebrities style. You will find many unique collection in her wardrobe, like a blazer, straight-cut skirt, colorful dress, guy shirt, even secondhand sweater

 

Incidentally when I attended the Sisterhood! by Dian Pelangi, I passed her on the escalator. She's thin, but with an average height. But pretty, to be sure.



At first I do not like the way she dressed, as she often forgets to cover certain parts. For example, arms and chest. Or sometimes she wears clothes that are too tight. Most striking, she is often seen accidentally showed a little hair on the forehead. It seems she deliberately, because she use her 'typical'
scarf, so that her face seemed more thin and ideal.


But, hey, nobody is perfect right? If our sisters not perfect, do not follow those imperfections. I like her style using that scarf thing, but I think I know how to use it to suit my personality. So here's some correction from me :D




I use this type of veils fabric which thin, light, and fluffy. But I do not use extra 'bun' which Dina Tokio commonly used, so that the back of her head look fuller. I think my hair is enough to fulfill that empty space heeee. So it is not flat but not too full, or even to resemble a camel's hump. I also intentionally did not use this style with more folds. Because this style still looks weird in Indonesia. So, less is more.

Because the fabric is very wide and long, I can cover my chest. And I also use inner ninja, so there is no visible hair on the forehead. I really really like this style of hijab, because usually a lot of cute patterned scarf owned by this type of fabric. Earlier I was confused how to use this type of veil fabric. Dina Tokio, Thanks for the inspiration! : D

Wednesday, February 13, 2013

Amazing Oatmeal Cleanser for Face

Assalamu'alaykum girls :)


Just so you know, I made it! Hehe. Kan di post sebelumnya aku cerita soal Jerawat Menyebalkan. Nah, sekarang aku udah dapetin jalan keluarnya yang lebih murah dan aman untuk ngerawat kulit! Seperti ceritaku sebelumnya, aku desperado ngadepin masalah kulit muka yang gak pernah selesai. Bisa dibilang aku ketergantungan sama dokter kulit. Sebenarnya gak ada istilah ketergantungan, tapi intinya ga bisa tanpa dokter kulit gitu.

Selama lima tahun langganan ke Erh* dengan dokter Marsia, bisa dibilang aku bukan pasien yang baik. Aku gak setiap bulan ke sana. Kadang gak ada waktu, kadang gak ada uang. Mungkin karena itu hasil perawatannya gak maksimal kayak orang-orang.

Cuma kebayang gak sih kalo seumur hidup harus ke sana? Misalnya nih, sekali datang per bulan keluar uang Rp 500 ribu. Terus treatment (Facial dan Peeling) sekitar 3 bulan sekali masing-masing 250 ribu. Andaikan uang bukan masalah buat kamu, gimana dengan kesehatan? Kebayang gak, pas lagi hamil harus stop pake krim dan perawatan dulu trus break out di mana-mana? Pasti perawatannya nunggu ASI selesai. Itupun kalo bener krim-krim yang kemaren gak ngaruh ke janin. Serem gak?

Aku kasihan sama suami dan calon anakku kelak, jadi aku beraniin untuk lepas dari dokter kulit! Gak pelan-pelan, gak pake ganti krim yang lebih ringan dulu dll. Engga, aku ga bisa. Karena udah beberapa tahun mencoba begitu dan selalu gagal. Aku bener-bener mau lepas dan aku nekat!

Biasanya, kalau aku lepas krim dokter sebulan, akan muncul bruntusan di kulitku. Permukaan kulit jadi gak rata, dan kesannya tambah tua. Selain itu kulit rasanya juga gatal. Nah, aku yakin, krim dokter gak sejahat itu. Itu bukan karena gak pake krim lagi, tapi karena kita berhenti total merawat kulit.

Dari yang aku pelajarin, kulit jadi jelek--karena lepas dari dokter kulit itu--biasanya karena terlalu kering, gak dibersihkan dengan benar, dan gak diberi nutrisi. Kesannya aku expert banget ya :p Ini dari pengalaman dan penjelasan dokter dulu, pas aku gak pake krimnya dia, dan balik lagi perawatan. Dia menjamin kalo krim-krimnya dia gak nyebabin ketergantungan.

Nah, berbekal itu aku coba cari-cari solusi lain yang murah dan aman. Mulai dari youtube, sampai blog orang. Engga, aku gak berani ke Femaledaily sebelumnya, karena topiknya terlalu banyak, dan isinya orang-orang bingung semua hahaha. Aku butuh artikel atau video yang ngasi bukti. Kadang di Femaledaily misalnya A ngasi solusi, dia yakin banget dengan solusi itu, eh tapi pas temannya B ngasi solusi lain, A jadi plinplan trus ngerasa solusi punya dia ga tepat. Jadinya percobaan A gak sampai tuntas karena dia nyoba solusinya si B, sehingga hasilnya gak kebukti hahahah. Pusing aku bacanya.

Di Youtube, ada banyak tutorial membuat masker natural buatan sendiri untuk mencerahkan, menghilangkan komedo, menghilangkan jerawat dan lain-lain. Aku sempat coba beberapa kali, tapi aku masih merasa kurang puas. Kayaknya persoalanku sebenarnya bukan kulit gelap.

Suatu hari, aku buka berita-berita di Yahoo tentang tatacara membersihkan kulit yang benar, dan perawatan setelahnya. Nah, dari situ nge-link ke Femaledaily tentang penggunaan Gandum sebagai pembersih muka yang bisa ngurangin inflamasi alias kulit memerah karena terbakar atau sensitif.

Ngeliat foto dari yang nulis artikel, kulit dia yang awalnya merah-merah trus nyuci muka pakai Gandum selama sebulan, merah-merahnya jadi ilang! Dari situ aku sadar, kulitku gak gelap, tapi merah karena sensitif kebanyakan make krim dokter kulit. Gyaa~ :'0 

Lebih jauh lagi kamu bisa liat artikelnya Bubz Beauty tentang cara penggunaan gandum sebagai pembersih muka dan Affy tentang pengalamannya menggunakan Gandum. Kata Affy, setelah pake Gandum, dia gak pernah ngalamin sensasi terbakar setiap pake krim perawatan kulit/make up lagi (statement inilah yang bikin aku yakin mukaku merah dan sensitif bukan gelap, karena aku merasakan hal yang sama).Such an amazing Homemade Skincare Remedies!!! Selain itu aku jadi yakin kalo kulitku itu dehidrasi, berminyak tapi kering, got my point?

Nah, gimana caranya ngeggunain Oatmeal ini?

1. Jika kamu habis bepergian jauh, bersihkan muka dengan milk dan toner. Kalau gak kena debu, sebaiknya gak usah, biar mukanya gak terpapar alkohol dari toner
2. Siapkan segengggam Oatmeal plain instan warna biru atau merah.
3. Genggam dengan kuat, kucurkan air lewat lubang jari-jari, tampung sari airnya yang berwarna putih.
4. Basuh wajah kamu dengan sari airnya tersebut
5. Basahi kembali oatmeal setengah kering yang kamu genggam. Jika kamu ingin scrub yang lebih kasar, jangan basahi terlalu banyak. Jika ingin scrub lembut, basahi hingga benar-benar lembek
6. Lalu gosok di wajah sambil dipijat lembut.

Aku ngegunain pembersih ini tiga kali sehari. Kata dokterku, kalau lagi jerawatan sebaiknya pembersihan dilakukan tiga kali, khususnya tiap habis keluar dari rumah. Nah, setelah dibersihin bagaimana? Kalau menurut orang-orang Korea kan ada 7 step layering krim untuk muka. Nah, aku persingkat jadi 1 layer saja hahaha. Yaitu pelembab. Pelembab itu dibutuhkan supaya kulit gak kering yang bisa memicu rasa terbakar atau efek negatif lainnya. Nah, pilihanku jatuh pada Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion, versi Indonesia.




Aku pilih Hada Labo, gak sengaja. Tapi karena dulu pernah beli, terus merasa gak ada hasilnya, jadi aku berhenti make. Jelas aja gak ada hasilnya, karena aku masih make krim dokter yang dominan bikin merah. Setelah kulitku lebih cerah make Gandum (baru 3 hari make), efek Hada Labo baru terlihat. Bahan Hada Labo yang bikin aku suka:

1. Improved Hyaluronic Acid: melembabkan kulit 2x lebih lembab dari pada Hyaluronic Acid biasa.
2. Hyaluronic Acid: 1 gramnya mampu menahan hingga 6 liter air
3. Nano sized Hyaluronic Acid: cepat meresap dan melembabkan kulit lebih lama
4. Teksturnya ringan, tanpa zat pewangi, zat pewarna, mineral oil, dan ethanol
5. Sesuai dengan PH kulit, tingkat iritasi rendah.

Biasanya tiap habis pakai pelembab dan anti UV dari dokter, kulitku berasa capek, perih, dan merah. Mungkin karena udah 5 tahun pake, kulitku udah mulai lelah dan kebal. Karena kulitku kuning, merah-merah pada kulit bikin kulitku terkesan gelap. Nah setelah pakai Hada Labo, aku beraniin gak pake apa-apa lagi termasuk bedak. Aku sengaja gak pakai anti UV, karena aku selalu bawa payung atau buku.

Nah beberapa jam setelah keluar rumah dengan krim dokter, pulang-pulang biasanya kulitku kusam, jauh lebih gelap dari tangan, dan gak segar. Sekarang udah engga! Hada Labo yang pas dipake langsung meresap (jadi kesannya pakai bedak, bikin kulit keliatan supple dan halus) bikin kulitku ngeluarin minyak alami tapi gak berlebihan. Kesannya kayak masih pakai obat dokter pas aku masih awal-awal make lho! Berkilau, lembab, dan cerah. ULTRA LOVE IT! 

Sekarang tinggal dilihat deh, sebulan kedepan efeknya apa ya? Wish me luck! :* :*

Wassalamu'alaykum

Sunday, February 10, 2013

Jerawat Menyebalkan :'(

Assalamu'alaykum!

Sedih, bingung, gak percaya diri, dan kesel. Itu perasaanku sekarang :'( Pernahkah kalian stress tapi gak nyadar? Kata suamiku aku sekarang lagi begitu. Karena aku jerawatan. Parah. Sebelumnya gak pernah begini, karena aku rajin ke dokter kulit. Makananku biasa aja, udah jarang makan yang pedas karena makin dewasa makin gak tahan sama yang pedas-pedas. Aku juga jarang makan makanan manis, gak suka malah.

Jadi kronologinya begini:
Di suatu hari yang indah, aku menyadari kalau wajahku makin kusam. Wajar aja, karena selama sembilan bulan jadi reporter, aku harus mobile keliling Jakarta sendirian. Waktu di desk kriminal, aku sering sekali panas-panasan, naik ojek, keujanan, kena debu di terminal Blok M, pulang malam, dan lain-lain. Tapi aku gak pernah jerawatan. Aku udah jarang jerawatan semenjak usiaku 22 tahun. Jadi paling kulit wajahnya makin gelap aja.

Sekitar 6 bulan bekerja, aku berhenti ke dokter kulitku karena gak sempat. Setelah sempat, rasanya perawatan yang aku sedang jalanin sia-sia karena aku tetap panas-panasan. Jadi kulit wajahku tetap kusam. Tiga bulan kemudian akhirnya aku resign dan mulai rajin ke dokter muka.

Nah, sewaktu aku datang ke sana, kulitku gelaap banget. Aku insist minta ke bu dokter krim-krim yang bisa mengembalikan warna kulitku ke warna semula, alias yang mencerahkan (kulitku gak putih). Waktu itu aku mikir, lebih milih jerawatan tapi kulitnya terang daripada mulus tapi gelap. Nah, mulailah aku diberi krim-krim baru.

Sepulang dari sana dan mulai make krim-krimnya, aku merasa bintik-bintik kecil/ komedo hitam mulai bermunculan. Aneh, padahal dokter itu recomended banget jadi ga mungkin ada kesalahan. Lagipula aku udah bertahun-tahun perawatan di sana, kulitku selalu halus dan mulus. Mungkin itu efek awal obat yang bisa mencerahkan kulit, pikirku. Setelah dua kali bulak balik ke sana, aku dirujuk untuk treatment peeling lalu baru facial, setelah itu katanya selesai.

Seminggu sebelum peeling, tiba-tiba muncul jerawat satu dekat hidung yang langsung membesar dalam semalam. Warnanya putih gitu. Gede deh pokoknya. Bingung, padahal syarat peeling gak boleh ada jerawat. Untungnya dokter peelingnya ngebolehin, sekalian ngasi treatment suntik jerawat.

Nah, sebulan setelah peeling, aku masih malas ke dokter lagi karena ada deadline terjemahan, dan pekerjaan baru lainnya. Otomatis, aku cuma make obat yang masih sisa. Tanpa aku sadari, komedo-komedo hitam itu berubah jadi jerawat kecil yang muncul di bawah kulit. Jadi penampakannya baru terasa kalau kulitku dielus. Jumlahnya banyak, bahkan bisa berderet gitu.

Selain jerawat yang gak terlalu terlihat, juga ada dua jerawat besar di area bawah hidung. Pokoknya, karena ada si komedo itu mukaku jadi rentan berjerawat. Jadi sekarang yang tadinya mukaku mulus, jadi ada jerawat-jerawat kecil yang menyebar, plus jerawat-jerawat besar.

GYAAAAAA~ rasanya tuh pingin teriak. Kesel :'( Kalo memang karena stres, masak sih aku ampe gak nyadar stres karena apa. Aku bahkan gak tau lagi stres atau gak. Justru harusnya lagi seneng karena bisa diem di rumah ngurus suami. Biasanya aku suka luluran ke Inan atau creambath supaya rileks. Cuma kan mahal. What should I do?