Tuesday, July 9, 2013

Resep Simpel Okonomiyaki Ala Elliza

Tanggal 5 Juli kemarin adalah hari yang aku tunggu-tunggu, karena ada Gelar Jepang UI di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Seneng banget karena banyak hal yang menarik di sana. Misalnya jajanan pinggir jalan ala Jepang, kios komik, merchandise, kaos-kaos lucu, stand kaligrafi huruf Kanji (yang penulisnya asli orang Jepang), dan sebagainya. Oiya, di jam-jam tertentu juga ada lomba karaoke dan fashion show yang bisa ditonton di auditoriumnya. Di hari terakhir juga ada parade cosplay yang aneh-aneh, yang kadang... err sexy -_-

Nah, karena aku tukang jajan, jelas tujuan utama adalah untuk: Makan! Secara membabi buta, dan karena ada yang jajanin (suami) setelah registrasi kami langsung menuju stand makanan. Ternyata tiap tahun stand makanannya bertambah. Tahun ini Yang aku coba itu takoyaki, yaki udon, sosis panggang, dan onigiri. Minumnya nyobain es Tiramisu, jus lemon, dan matcha ice cream alias es krim green tea yang sukses bikin bibir jadi ijo! Banyak zat pewarnanya ternyata.





Yaki Udon dan sosis pangang

Karena keterbatasan waktu dan keengganan pemodal hehe, banyak yang engga sempet dicoba seperti okonomiyaki, macam-macam gorengan, es serut, dorayaki, dsb. Nah! Karena aku kreatif alias hemat, besokannya aku nekat mau bikin okonomiyaki sendiri!

Sebenernya aku udah lama punya video tutorial masaknya tapi ga sempet bikin karena beberapa bahannya susah ditemuin. Setelah nemuin bubuk Dashi (kaldu ikan sebagai bumbu dasar aneka masakan Jepang) kali ini jadi lebih berani masak okonomiyaki dengan bahan yang lebih sederhana. Kira-kira begini caranya:

Siapkan bahan-bahan utamanya:
1. Tepung terigu 100 gram
2. Dashi yang dilarutkan dengan air 140 cc
3. Tepung maizena 1 sendok makan
4. Garam secukupnya.
5. Baking powder 1/4 sendok makan

Aduk rata semua bahan, sisihkan.

Siapkan isiannya:
1. Empat lembar daun kol, buang batangnya, potong dadu kecil.
2. Empat batang daun bawang besar, cincang halus.
3. Dua sendok makan ebi kering, rebus sampai menjadi tawar.
4. Sepuluh udang ukuran sedang, rebus dan kupas kulitnya, cincang kasar.
5. Dua butir telur.

Masukan bahan isian ke dalam adonan tepung, aduk asal, jangan terlalu merata.



Kiri: Bahan isian di atas adonan, Kanan: Saus okonomiyaki handmade



Panaskan mentega dalam wajan, tuang adonan dan masak seperti omelet.
Tunggu hingga bagian bawah adonan matang kecoklatan, balik.




Siapkan saus dan toppingnya:
1. Buat saus okonomiyaki: 2 sendok makan saus tomat, 2 sendok makan kecap inggris, 1 sendok makan kecap manis, gula secukupnya. Aduk rata
2. Tiga batang daun bawang ukuran kecil, cincang untuk taburan.
3. Mayones sesuai selera
4. Bubuk nori (opsional)
5. Katsuoboshi (opsional)


Setelah adonan matang, olesi dengan saus okonomiyaki, taburi daun bawang, beri mayones secukupnya, taburi dengan nori bubuk dan katsuoboshi. Voila! Okonomiyaki simpel ala chef Elliza.

Tanpa nori bubuk dan katsuoboshi


Tips: Tambahkan isian sesuai selera. Yang paling umum misalnya tako alias gurita, cumi, Atau daging sapi.

Sunday, July 7, 2013

Jerawat Aku Cinta Kamu!

Dear diary, long time no see.

It's been 5 month already. Si kecil lagi aktif-aktifnya bergerak, kadang sampe gak bisa tidur :)) But I enjoy that moment very much. Kehamilan pertama ini bisa dibilang cukup heboh. Mual, muntah, dan pusing yang sangat hebat sampai 3 bulan pertama. Berat badan mulai dari awal lagi, 55 kg, dan tiap bulan cuma naik 0,5 sampai 1 kg. Gak bisa ngapa-ngapain, pinginnya tidur terus. Gak kuat cium bau dapur kalo ada piring kotor, dan kamar mandi kalo abis pipis. Tiap muntah pasti nangis karena gak kuat cium baunya. Serba salah, menyedihkan, dan bikin suami sebel. Gimana gak sebel, selama 3 bulan istrinya ga kuat beres-beres rumah, cuci piring, atau masak.

Sampai akhirnya, setelah kejadian-tepar-seminggu-yang-mengkhawatirkan, aku dateng ke dokter minta obat anti mual, namanya... lupa (maaf :p). Obatnya kecil banget, sangat mudah diminum, jadi ga nambah drama mual lagi tapi... mahal. Harganya bahkan lebih mahal daripada pil penguat janin, sekitar 600ribu untuk setengah bulan, dan harus diminum 15 menit sebelum makan. Akhirnya, minum itu tiap abis makan jadi lebih tenang, gak harus tegang wanti-wanti mual atau ga. Akhirnya, lama kelamaan ngurangin konsumsi obat itu, sampai akhirnya bisa lepas sama sekali! Bahagia banget, welcome my babymoon!

Setelah 5 bulan, dengan kondisi bebas makan dan napsu makan membesar, beratku naik 2,5kg pada bulan keempat, dan sekarang naik lagi 2,5 kg pada bulan kelima. Jadi total udah naik 8 kg dalam waktu 5 bulan. Dokter bilang sih kebanyakan, cuma aku merasa badanku masih keliatan curvy, karena hamilnya mancung kedepan, jadi pinggulnya masih kelihatan. Terus ukuran lengan tetep sama, cuma kaki aja yang gedean sedikit, sama pipi. Dan janinnya udah seberat 313 gram, alhamdulilah.

Nah gimana dengan jerawat? Sebelum hamil kan aku udah concern banget, karena teratur perawatan kok malah timbul beruntusan. Setelah ketahuan hamil, jadi lega, karena itu ternyata efek hormon, dan si beruntusan yang sebelumnya jadi jerawat batu, jadi subur semua dan sekarang tinggal bekas-bekasnya aja. Muka sih gak sekinclong dulu, jelas. Tapi aku seneng banget, gak make Erha tapi kulitku malah jadi keliatan segar dan gak merah. Dulu selalu kesel, udah capek-capek keluar uang, tapi muka berasa panas terus, merah kesannya jadi tambah item, dan berasa gak pede kalo gak make krim-krimnya pas keluar rumah. Sekarang bebas lepas! Begini kira-kira ritual perawatan wajah aman buat bumil ala elliza:

1. Cuci muka dengan 3 langkah: Milk Cleanser Viva Green Tea (Rp 4.500) - Sabun Batangan Sebamed (Rp 78.000) - Toner Viva Green Tea (Rp. 4.500). Berdasarkan riset alias googling, semuanya aman. Tonernya juga enak untuk kulit sensitif, rasanya kayak make air.

2. Pakai pelembab Hadalabo lotion (Rp. 24.000) yang bebas chemical. Ini karena masih sisa setengah botol aja, dan selama ini cocok. Tapi tertarik juga sama Sebamed moisturizer (Rp 150.000) atau Cetaphil (mahal, glek!). Katanya bagus, mungkin abis ini mau beli itu aja.

3. Tiap keluar rumah, setelah pake pelembab selalu pake krim anti UV Wardah SPF 30 (Rp 24.000). Awalnya aku males make krim anti UV, karena mitosnya, make krim itu bikin kulit justru tambah item. Tapi ternyata engga. Enak banget rasanya, dan kulit tetep cerah.

4. Habis itu pake bedak padat Etude, yang coveringnya bagus (dapet gratisan)
 
Harapannya, mudah-mudahan si bekas jerawat ini gak perlu pake perawatan dokter lagi, karena kalo udah sekali pake jadi harus pake terus. Karena ngerasa nyaman dengan perawatan dari drug store, kalo udah lahiran aku kepingin coba pake Olay whitening, Murad buat jerawat, atau high end cosmetic kayak SKII untuk serum wajah and so on.

Wassalam!